Follow us on FaceBook

Senin, 24 Desember 2012

majas


BAB II
PEMBAHASAN
MAJAS

A.PENGERTIAN MAJAS
              Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

B.MACAM-MACAM MAJAS
             Majas atau gaya bahasa itu sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok dan fungsi,berikut macam-macamnya :
1.      Majas Perbandingan
Adalah majas yang digunakan untuk membedakan beberapa hal berdasarkan persamaan sifat.Majas  perbandingan dibagi menjadi :
·        Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
·        Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
·        Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
·        Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
·        Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Contoh : mulut gua itu sangat sempit
·        Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh : Alangkah sedapnya suara anak itu
·        Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Contoh : Si pincang,Si kurus
·        Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh : ibu itu lebih dikenal sebagai ibu sayur,karna usahanya yang sering menjajah sayuran
·        Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
·        Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh : Si ujang sangat suka memancing
·                 Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
·         Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar tel
·        Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
·        Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
Contoh : jika kau pena aku tintanya
·        Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
·        Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
·        Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
·        Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Contoh : Perbuatannya yang tidak senonong itu telah merusak kehormatan gadis itu
·        Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
            contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
·        Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
Contoh : Kancil mencuri timun
·        Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
contoh:Kita bermain ke rumah Ina.
·        Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh : cikal telah tertanam kuat pada hatinya.
·        Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.


2.      Majas Sindiran
Adalah majas yang digunakan untuk menegaskan atau menyindir,berikut macam-macam majas sindiran:
·        Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
·        Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Contoh : Kamu buta ya,ada orang sebesar itu kamu tabrak
·        Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
·        Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Contoh : ampun deh,pekerjaan semudah itu saja gak bisa.
·        Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh : Lah…..di cubit sedikit aja marah.

3.      Majas Penegasan
Adalah majas yang digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan,berikut macam-macam  majas penegasan :
·         Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Contoh : saya tidak pecaya kucing saya telah mati tertaberak becak.
·        Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
                        Contoh: Saya naik tangga ke atas.
·        Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh : Bukan uang, bukan mobil, bukan rumah mewah yang aku harapkan dari ayah dan ibu. Aku hanya ingin ayah dan ibu ada di sini. Aku hanya ingin perhatian. Hanya itu, tidak lebih.
·        Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Contoh: bolak-balik, lika-liku, kocar-kacir
·        Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh : Budi baik bagai bekal bagi kehidupan kita.
·        Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
Contoh : Baik golongan yang tinggi maupun golongan yang rendah harus diadili kalau bersalah.
·        Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contoh: Ia jadi marah dan murka kepada orang yang menyerempet motor kesayangannya
·        Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
Contoh :
·        Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Contoh: Ada dua buah rumah kaca di halaman rumah Pak Saiman
·        Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contoh: Aku menangis, meledak-ledak seperti mau memecahkan rongga dada
·        Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Contoh: Persiapan pemilihan umum telah dilaksanakan secara serentak di ibu kota negara, ibu kota provinsi, kabupaten, kecamatan, dan semua desa di seluruh Indonesia, hingga di tingkat RW maupun RT.
·        Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
·        Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah  terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Contoh : Mungkinkah orang yang sudah mati hidup kembali?
·  Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
     Contoh: Andai saja kamu mau mengikuti saranku, tentu….
Sudahlah semuanya sudah terjadi, tidak perlu dibicarakan lagi.
·  Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
     Contoh : Kalau tidak salah, saya pernah menyampaikan hal ini dua hari yang lalu. Ah bukan, kemaarin.
·  Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
     Contoh: Dan Kinkin percaya Bapak tidak berbohong. Ibu juga tidak. Ia pun mendadak merasa mendapat limpahan dari langit, anugerah. Sebab dia buta, maka dia tidak perlu menangis seperti Bapak sebab dia buta, maka dia bisa memilih apa yang ingin dilihatnya, dengan mata imaji, untuk selalu hanya membiaskan hal-hal yang menyenangkan…..
·  Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
     Contoh : Angin bertiup kencang menebarkan hawa dingin yang cukup menggerogoti tulang sumsumnya. Ia menekuk lutut, (lalu) menautkan pada perut seraya terus duduk meringkuk di dalam becaknya, (dan) mencoba menciptakan kehangatan di tengah badai yang semakin menderas
·  Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalmia.
     Contoh: Orang bilang, istri juragan haji, tetua di kampungnya yang sudah naik haji berulang-ulang, sombongnya minta ampun…
·  Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
     Contoh: Wow, sungguh luar biasa! Ternyata kamu mampu membuat lukisan sekelas Affandi.
·  Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
     Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
·  Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
     Contoh: Tak perlu saya sebut orangnya, semua orang di ruangan ini pasti sudah tahu.
·  Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
     Contoh : Dok, pasien sudah selesai ditrepanasi. (Dok adalah varian dari dokter)
·  Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
     Contoh :
·  Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
     Contoh: Fungsi dan sikap bahasa.
Seharusnya: Fungsi bahasa dan sikap bahasa.
Fungsi bahasa maknanya ‘fungsi dari bahasa’, sikap bahasa maknanya ‘sikap terhadap bahasa’
·         Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Contoh: ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.





4.                              Majas Pertentangan
Adalah majas yang digunakan untuk menegaskan sesuatu yang berlawanan dengan pernyataan lain,majas pertentangan terbagi menjadi :
·        Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti.
contoh:-hidup matinya manusia ada ditangan tuhan
·        Paradoks ialah majas pertentangan yang meukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal sesungguhnya tidak karena objeknya bertentangan.
contoh:-hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.
·        Okupasi adalah majas pertetangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
contoh:-merokok itu merusak ksehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak .
·        Kontradiksi intermiris adalah majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
contoh:-semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade.










KESIMPULAN

              Majas mwmpunyai banyak macam sekaligus kegunaannya,majas jugak mampu menegaskan,menentang,menyindir,membandingkan.Dan setiap macamnya pun  mempunyai jenis-jenis gaya bahasa yang memudahkan kita untuk mengenal dan menggunakanya.

              Gaya bahasa atau majas ini juga sebagai ilmu bahasa yang perlu kita ketahui,karna gaya bahasa ini bias tergolong sebagai sastra atau seni dalam per komunikasi.















DAFTAR PUSTAKA

Surana, Buku Bahasa Indonesia, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. 1996(Cetakan pertama)

Surana, Buku Bahasa Indonesia, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. 1996(Cetakan ke dua)

Atmaprawira Sumedi, Bahasa dan Sastra Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung1996.

Sulardi dan Priyanto Agus, LKS Bahasa Indoensia, Graha Pustaka, Jakarta 2002


2 komentar:

  1. mbk ephi, analisisnya bagus sekali. terima kasih ya.

    presidenpers.blogspot.com
    rastika.com

    BalasHapus