BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu
melakukan suatu perencanaan dan racana dalam setap kegiatan organisasinya, baik
dalam produksi,rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk
memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya, sedangkan rencana
(plan) adalah hasil dari perencanaan (planning) yang di proses oleh perencana
(planner). Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan
dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi
lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur
yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada
elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat
berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar
belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
- Apa pengertian perencanaan ?
- Apakah sebab dari pentingnya perensanaan dan rencanaan?
- Apa saja keuntungan dan kerugian Perencanaan?
- Apa saja macam-macam perencanaan ?
- Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah
yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui pengertian perencanaan;
2.
Mengetahui sebab dari pentingnya perensanaan dan
rencanaan
3.
Mengeta huikeuntungan dan kerugian perencanaan
4.
Mengetahui macam-macam perencanaan;
5.
Mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan
dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) menejemen,karena
organizing,staffing,directing,dan controlling pun harus terlebih dahulu
direncanakan.[1]
Perencanaan secara garis
besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja
organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan :
1.
apa (what);
2.
siapa (who);
3.
kapan (when);
4.
dimana (where);
5.
mengapa (why);
6.
bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu
fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan
kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan
serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan.
Rencana dapat berupa
rencana informal atau secara formal.
1.
Rencana informal
adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota
suatu organisasi.
2.
Rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi,
artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan
terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab
enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama
adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut
harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa
tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan
tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga
perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.
Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami
oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.
Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan
diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan
begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.
Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi
harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.
Ada
dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi
kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.
Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi
yang ada dalam organisasi.
Proses
Perencanaan
Sebelum para manajer
dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka
harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi.
Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan
akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan
perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada
tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya
jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer
pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka
sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa
variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan
organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar
dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti
peranan perencanaan secara keseluruhan.
Kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2.
Merumuskan keadaan saat ini
3.
Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4.
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.[2]
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi
yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan
fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan
saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing)
adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan (directing)
adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber
daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi
karyawan.
Pengawasan (controlling)
adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak
sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.[3]
2.2 Alasan Pentingnya Perencanaan dan Rencana
Salah satu maksud dibuat
perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan
kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan
organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi
peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada empat alasan dasar pentingnya perencanaan
dan rencanaan :
1.
Tanpa perencana dan racana berarti tidak ada tujuan
yang ingin di capai
2.
Tanpa perancanaan dan recana tidak ada pedoman
pelaksanaan sehingga banyak pemborosan
3.
Recana adalah dasar pengendalian ,karena tanpa racana
pengendalian tidak dapat di lakukan
4.
Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada
keputusan dan proses menejemen pun tidak ada.
Beberapa manfaat
perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri denga perubahan
- perubahan lingkungan
2. Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4.
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan
dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat
waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan
adalah :
1. Pekerjaan
yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan
cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang
hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang
diikuti caracara yang tidak konsisten
2.3 Keuntungan dan Kerugian Perencanaan
Keuntunan perencanaan
1. Dengan
perencanaan tujuan menjadi jelas,objektif,dan rasional
2. Perencanaan
menyebabkan semua aktivitas terarah,teratur,dan ekonomis
3. Perencanaan
akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua yang dimiliki
4. Perencanaan
menyebabkan semua aktivitas teratur dan bermanfaat
5. Perencanaan
dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan
6. Perencanaan
dapat memperkecil resiko yang dihadapi perusahaan
7. Perencanaan
memberikan landasan untuk pengendalian
8. Peremcanaan
merancang prestasi kerja
9. Perencanaan
memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan lengkap
10. Perencanaan
dapat mengetahui tingkat keberhasilan karyawan
Kerugian
perencananan
1.
Perencanaan membatasi tindakan dan inisiatif karyawan
2.
Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan yang
perlu diambil
3.
Informasi yang dihasilkan belum pasti
4.
Menghabiskan biaya untuk membuat penghasilan
2.4 Macam-Macam
Perencanaan
Macam-macam perencanaan
dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perencanaan organisasi
Perencanaan
ini terdiri dari:
a.
Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu
rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana
strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya,
prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
strategis.
b.
Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan
untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian
tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan
manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana
strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih
spesifik dan nyata
c.
Perencanaan operasional
Adalah rencana yang
menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan
operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah,
rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih
sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian
kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada
bagian selanjutnya.
Perencanaan
operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
1)
Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan
yang mungkin tidak berulang di masa mendatang
Program : rencana sekali pakai untuk
seragkaian aktivitas yang besar
Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup
yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
2) Rencana
tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang
berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan : rencana
tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi
tertentu
Prosedur operasi
standar: rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti
dalam situasi tertentu
Aturan dan
peraturan : rencana
tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu
dilaksanakan
Kerangka
Waktu Perencanaan
1. Rencana
Jangka Panjang
Suatu rencana jangka
panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa
dekade.
2. Rencana
jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat
sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana
jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menengah dan manajer lini.
3. Rencana
jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu
rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang.
Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas
seharihari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan
(action plan) merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan
siap untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada
penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan
seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak
kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya
terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan
mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu.
Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk
membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah
satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan
manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan.
Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada
di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
Tanggung
Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf
Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat
mengurangi bban kerja manajer individual, membantu mengkoordinasikan aktivitas
perencanaan manajer individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding
manajer individual, dan melangkah jauh melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2. Satuan
Tugas Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan satuan
tugas untuk membantumengembangkan rencana. Satuan tugas semacam itu seringkali
terdiri dari manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang perencanaan
yang relevan.
3. Dewan
Direksi
Dewan direksi (board of directors)
bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa perusahaan, dewan
tersebut erperan aktif dalam proses perencanaan. Di CBS, misalnya, dewan
direksi biasanya berperan dalam perencanaan. Di perusahaan lain, dewan memilih
seorang eksekutif kepala yang kompeten dan mendelegasikan perencanaan kepada
individu tersebut.
4. Chief
Executive Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO) biasanya
presiden direktur atau ketua dari dewan direksi. CEO mungkin individu tunggal
yang paling penting dalam setiap proses perencanaan organisasi. CEO memainkan
suatu peran utama dalam menyelesaikan proses perencanaan dan bertanggung jawab
untuk mengimplementasikan strateggi. Dewan dan CEO kemudian berperan langsung
dalam perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat dalam proses
perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5. Komite
Executive
Komite eksekutif (executive commitee)
biasanya terdiri dari eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja sama
sebagai suatu kelompok. Anggota komite eksekutif seringkali dibebankan pada
berbagai staf komite, subkomite, dan satuan tugas untuk berkonsentrasi pada
proyek tertentu atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh organisasi pada
suatu waktu di masa depan.
6. Manajemen
Lini
Komponen terakhir dari sebagian besar
aktivitas perencaanaan organisasi adalah manajemen lini (line management).
Manajer lini adalah orang yang memiliki otoritas formal dan tanggung jawab
untuk manajemen organisasi. Mereka memainkan suatu peran penting dalam proses
perencanaan oranisasi karena dua alasan. Pertama, mereka merupakan sumber
informasi berharga dari dalam organisasi untuk manajer lain etika rencana
diformulasikan dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di tingkat menengah
Dn rendah dari organisasi biasanya harus melaksanakan rencana yang dikembangkan
oleh manajemen puncak. Manajemen lini mengidentifikasikan, menganalisis, dan
merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan mengajukannya untuk
disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
2.
Perencanaan kontinjensi
Jenis perencanaan lain
yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu
penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara
tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.[5]
2.5.
Hambatan dalam Penetapan Tujuan Perencanan
a. Tujuan
yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat
mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham
mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan
pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat
dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan
dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak
tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran
kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem
Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan,
sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan
dan perencanaan
c. Lingkungan
yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu
lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan
persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi
untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
d. Keengganan
untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap
perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit
yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya
rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan
suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia
mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang
secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab
ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu
perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan
tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi
tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk
mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka
sebenarnya.
e. Penolakan
terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam
menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan.
Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi.
Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu
karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang
besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak
memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut.
Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu
delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong
deviden.
f.
Keterbatasan
Keterbatasan
(constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan
hambatan utama yang lain.
Mengatasi Hambatan
a. Pemahaman
Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik
untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud
dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada
efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan
pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b. Komunikasi
dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat
pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada
pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses
perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional,
dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan
rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut.
Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan
/ dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka
sangat penting orang biasanya lebih berkomitmer pada rencana yang
pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat
sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan
dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
c. Konsistensi
/revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya
konsisten baik secara hori zontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal
berarti bahwa tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu
departemen ke departemen lainnya. Konsistensi vertikal berarti
bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah
organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus
selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis,
tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala.
Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi
yang semakin sering.
d. Sistem
Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang
seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang
efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal
dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan
bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi
hukuman.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi
lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan
harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya
pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri
dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan
kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan
strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan
organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah,
dan jangka pendek.
Perencanaan dan rencanaan pun
memiliki keuntungan yang terdiri dari
perencanaan tujuan menjadi jelas,objektif,dan
rasional,menyebabkan semua aktivitas terarah,teratur,dan ekonomis,meningkatkan
daya guna dan hasil guna semua yang dimiliki,menyebabkan semua aktivitas
teratur dan bermanfaat,menggambarkan keseluruhan perusahaan,memperkecil resiko
yang dihadapi perusahaan,memberikan landasan untuk pengendalia,merancang
prestasi kerja,memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas dan
lengkap,mengetahui tingkat keberhasilan karyawan.
Dan kerugiannya adalah Perencanaan
membatasi tindakan dan inisiatif karyawan,
menyebabkan terlambatnya tindakan
yang perlu diambil,Informasi yang dihasilkan belum pasti,menghabiskan biaya
untuk membuat penghasilan, perencanaan menpunyai penghalang psikologis.
Suatu perencanaan juga
terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara
lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan
terhadap perubahan dan keterbatasan.
3.2.
Saran
Sebaiknya dalam mengambil
keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses
dasar manajemen berupa perencanaan.
Perencanaan mempunyai
keuntungan dan kekurangan,sebaiknya fahami dahulu sebelum menerapkannya.
Gunakan perencanaan yang
sesuain dengan komdisi perusahaan agar rencanaan dan tujuan mudah tercapai.
Dalam sebuah prencanaan
perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen.
BPFE – Yogyakarta
Hasibuan,Melayu S.P. Menejemen (dasar,pengertian dan Masalah).Bumi Aksa - Jakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen
(Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin.
2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut